Senin, 03 Februari 2014

MENANGKAL BERKEMBANGNYA PAHAM HEDONISME DAN MATERIALISME DENGAN PENDEKATAN MATHEMATICS SPIRITUALISM





Oleh : Siti Muzaro’ah, S.Pd.Si
Prodi Pendidikan Matematika (P2TK)
NIM. 13709259012

A.    PENDAHULUAN
Berbicara mengenai perkembangan ilmu filsafat, ada 4 tahapan atau masa diantaranya filsafat klasik, filsafat abad pertengahan, filsafat modern dan filsafat kontemporer (Ade Taufik : 5). Pada masa sekarang ini sering disebut sebagai masa kontemporer sehingga jika ditanya apakah filsafat kontemporer itu? Filsafat Kontemporer yaitu cara pandang dan berpikir mendalam menyangkut kehidupan pada masa saat ini. Misalnya orang dihadapkan pada tahun 2014, ya inilah zaman kontemporer kita.Tetapi istilah filsafat kontemporer baru saja populer semenjak abad ke-20, ini merupakan tanggapan atas kebingungan penyebutan filsafat masa kini.
Prof. DR. Marsigit dalam perkuliahan Filsafat Ilmu Pendidikan (Selasa, 28 Januari 2014) mengatakan bahwa :” Saat ini ada 5 Paham pemikiran yang berkembang yang sering disebut 5 Neo, yaitu Neo-Kapitalisme, Neo-Pragmatisme, Neo-Utilitarianisme, Neo-Hedonisme, dan Neo-Materialisme”. Masing masing memiliki pengertian, ciri khas, karakteristik yang berbeda dan dipelopori oleh tokoh-tokoh filsafat yang berbeda pula.
Neo-Kapitalisme adalah suatu paham yang meyakini bahwa pemilik modal bisa melakukan usahanya untuk meraih keuntungan sebesar-besarnya. Neo-Pragmatisme adalah aliran filsafat yang mengajarkan bahwa yang benar adalah segala sesuatu yang membuktikan dirinya sebagai benar dengan melihat kepada akibat-akibat atau hasilnya yang bermanfaat secara praktis. Neo-Utilitarianisme adalah suatu teori dari segi etika normatif yang menyatakan bahwa suatu tindakan yang patut adalah yang memaksimalkan penggunaan (utility), biasanya didefinisikan sebagai memaksimalkan kebahagiaan dan mengurangi penderitaan. Neo-Hedonisme adalah pandangan hidup yang menganggap bahwa orang akan menjadi bahagia dengan mencari kebahagiaan sebanyak mungkin dan sedapat mungkin menghindari perasaan-perasaan yang menyakitkan. Hedonisme merupakan ajaran atau pandangan bahwa kesenangan atau kenikmatan merupakan tujuan hidup dan tindakan manusia. Neo-Materialisme adalah paham dalam filsafat yang menyatakan bahwa hal yang dapat dikatakan benar-benar ada adalah materi. (www.wikipedia.id)
Seiring berjalannya waktu, di abad modern ini istilah yang populer dari kelima istilah diatas adalah Hedonisme dan Materialisme. Hal ini sering diwacanakan di berbagai media cetak maupun tertulis bahwa masyarakat hedonis dan materialis semakin berkembang di dunia ini, tidak hanya di masyarakat belahan Barat, tetapi juga masyarakat belahan timur, utara, juga selatan. Yang artinya bahwa kedua Paham ini sudah mulai berkembang pesat padahal secara kualitas sangat dikhawatirkan dampaknya bagi kehidupan manusia itu sendiri baik kehidupan di dunia maupun di akhirat.
Selanjutnya, dalam makalah ini akan dibahas mengenai (1) Bagaimana gambaran kehidupan masyarakat hedonistik dan materialistik? (2) Apa kerugian dan dampak negatifnya? (3) Bagaimana cara menangkal berkembangnya paham Hedonisme dan Materialisme yang sekarang mulai berkembang di masyarakat dengan pendekatan Mathematics Spiritualism?

B.     PEMBAHASAN
Pembahasan pada makalah ini dibatasi mengenai Dua Neo dari Lima Neo yang ada, bukan karena masalah penting dan tidak, bukan masalah mana yang paling baik atau buruk, tetapi penulis membahas masalah Hedonisme dan Materialisme karena yang sekarang marak dibicarakan di masyarakat dan pengaruhnya juga besar dalam kehidupan.
1.      Gambaran Kehidupan Masyarakat Hedonistik dan Materialistik
Yang dimaksud hedonistik dan materialistik ialah tindakan atau perilaku yang mengamalkan paham hedonisme dan materialisme (Musni Umar). Keduanya hampir mirip karena dalam hidup lebih mementingkan kebendaan, materi, kesenangan, kemewahan, dan tidak memperhatikan hal hal yang bersifat non kebendaan atau yang tidak tampak mata seperti halnya Tuhan, setan, ruh, dan sebagainya. Hidup mereka berpatokan pada kemewahan duniawi yang bersifat sementara.
Berikut adalah gambaran kehidupan masyarakat hedonistik dan materialistik. Seorang selebritis membeli tas seharga 400 juta, perasan bangga serta senang menyelimuti selebritis tersebut dan bahkan ada kecenderungan untuk memamerkan kepunyaan mereka dengan mengundang wartawan untuk memberitkannya di infotainment. Padahal, untuk apa tas seharga 400 juta jika fungsinya hanya untuk membawa sesuatu, yang harganya tidak semahal itupun sudah bisa memenuhi kebutuhan. Ada lagi, seorang pejabat yang membeli mobil mewah seharga miliaran. Mungkin saja dia merasa bangga dan bahkan belum merasa puas jika ada teman pejabat yang memiliki mobil dengan harga yang lebih mahal. Padahal jika dipikir-pikir, kalau hanya untuk memenuhi kebutuhan transportasi, mobil seharga ratusan juta saja sudah lebih dari cukup, jadi tujuan utamanya bukanlah memenuhi kebutuhan pokok lagi namun lebih dari itu. Contoh yang lain misalnya seorang pelajar yang belum bisa mencari uang sendiri, mereka berlomba memiliki ponsel mahal-canggih-terbaru hanya untuk menunjukkan eksistensinya dalam kelompoknya, tidak berfikir bagaimana mereka mendapatkan barang-barang tersebut, apakah dengan memaksa orangtua atau bahkan dengan mencuri.
Selebritis, pejabat, dan contoh pelajar diatas menunjukkan gaya hedonis dan materialistis yang jika tidak segera ditangkal akan mudah sekali menjangkiti atau menulari masyarakat. Jika tiap hari di Televisi ditayangkan gaya gaya hidup seperti ini, tanpa disadari akan sangat mudah kedua virus ini menyebar. Dan bisa kita bayangkan bagaimana jika keluarga terdekat kita juga memiliki jiwa seperti itu, bagaimana jika anak kita memiliki jiwa seperti itu?.

2.      Dampak Negatif dari Merebaknya Hedonisme dan Materialisme
Segala sesuatu di dunia ini memiliki sisi positif juga sisi negatif, ada yang sisi positifnya lebih besar dari sisi negatifnya, ada pula yang kebalikannya. Begitu pula dengan merebaknya hedonisme dan materialisme ini. Dampak yang terlihat lebih besar adalah dampak negatifnya,
a.       Bagi kaum hedonis dan materialis : secara tidak sadar telah menjadi pribadi pribadi yang konsumtif, jauh dari agama, terbelenggu dengan kemewahan duniawi, dan terlalu banyak kesia-siaan dalam hidupnya sehingga menjadi orang yang merugi.
b.      Bagi Pemerintah : berkurangnya masyarakat yang berjiwa nasionalisme karena terlena dengan kemewahan duniawi, menjadi negara yang terjajah secara ekonomi karena menjadi target pemasaran produk asing yang dianggap lebih bagus daripada produk dalam negeri, menjadi negara konsumtif bukan produktif.
c.       Bagi masyarakat umum : meningkatnya tingkat kejahatan atau kriminalitas karena bisa jadi mereka menghalalkan segala cara untuk mendapatkan apa yang diinginkan, menjadikan sebuah tantangan besar bagi masyarakat untuk tetap bertahan dalam prinsip yang masih lurus (tidak hedonis juga materialis), menjadikan tanggung jawab orangtua semakin besar untuk mendidik anak-anaknya supaya terjaga dari dua sifat ini.
Sedangkan dampak positif dari maraknya kaum hedonis dan materialistis dirasakan oleh para produsen yang berhasil memasarkan produk ‘mewah’ mereka, maupun pengusaha yang mendapatkan keuntungan secara ekonomi, yang artinya hanya sebagian kecil yang mendapatkan keuntungan.
3.      Cara Menangkal Berkembangnya Paham Hedonisme Dan Materialisme dengan Pendekatan Mathematics Spiritualism.
Hal-hal yang membawa dampak kerugian yang besar semacam ini harus segera ditangkal, ditanggulangi perkembangannya karena jika tidak akan semakin merajalela dan mau jadi seperti apa dunia kita nanti jika tetap dibiarkan.
Karena materialis dan hedonis terkait dengan sesuatu yang bisa dihitung (misalnya masalah harga, uang, keuntungan, dsb) dan karena dua paham ini sangat jauh dari Tuhan dan kehidupan yang berlandaskan agama (spiritual) maka penulis mencoba memberikan alternatif solusi untuk menangkal berkembangnya dua paham ini dengan pendekatan “Mathematics Spiritualism”.
Jadi yang dimaksud penulis dengan “Mathematics Spiritualism” adalah sebuah pendekatan yang bersifat matematis dan berdasarkan pada aturan-aturan agama. Berikut adalah langkah-langkahnya :
1.         Membiasakan gemar bersedekah
Daripada berlomba untuk menjadi konsumtif lebih baik membiasakan untuk memberi. Dalam matematika sedekah 10-1 = 19 bukan 9 karena 1 yang disedekahkan akan berlipat menjadi 10 kali. Bagaimana jika 1 yang disedekahkan berlipat menjadi 700 kali ? Maka 10 – 1 = 709.
Allah SWT Berfirman :
"Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir: seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui." (Q.S. Al-Baqarah 2:261)
Dengan bersedekah, tidak akan mengurangi harta tetapi malah akan menambahnya dari arah yang tidak disangka sangka. Jika kebiasaan ini telah terpatri pada masyarakat maka akan sangat mudah menjauh dari sifat materialistis dan hedonis.
2.         Menerapkan prinsip kesederhanaan
Menanamkan pola hidup sederhana harus dilakukan dari lingkungan terkecil yaitu keluarga, peran orangtua sangat penting sebagai pembimbing dan suritauladan bagi anak anaknya. Orang yang sudah terbiasa dengan pola hidup sederhana dan meyakini bahwa dengan sederhana lebih bermanfaat maka akan terasa mudah untuk tidak tergoda dengan kemewahan.
Allah SWT Berfirman :
Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara yang demikian. (Al- Furqon:67)
Dalam matematika 2 < 3 tetapi 2 > -3, yang artinya sama sama angka 2 dan 3 tetapi jika sifat 2 dan 3 sudah dirubah maka akan menimbulkan nilai yang berbeda pula, memang 2 lebih kecil dari 3 tetapi jika 2 nya positif akan lebih besar daripada 3 tetapi negatif. Itulah gambaran sikap hidup sederhana dan boros.

3.         Menanamkan jiwa percaya diri dengan ilmu dan kemampuan bukan dengan kekayaan
Sejak kecil perlu ditanamkan prinsip hidup yang baik, misalnya lebih mengedepankan  skill, kemampuan, kepandaian, talenta, ilmu yang sifatnya bisa bertahan dalam jangka panjang daripada kekayaan yang jika tidak bisa mengelola maka akan mudah hilang.
Allah SWT Berfirman :
Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Al-Mujadilah) [58] : ayat 11

Dalam matematika misalkan terdapat persamaan kuadrat x2 + 5x + 7 = 0. Jika x bilangan bulat maka persamaan kuadrat tersebut tidak memiliki solusi, tetapi jika x bilangan real maka akan memiliki solusi. Dari sini terlihat bahwa bilangan real memiliki peluang yang lebih besar daripada bilangan bulat atau asli atau cacah. Dengan ilmu akan memiliki peluang untuk berhasil lebih besar daripada hanya bermodal kekayaan.
4.         Meneladani seseorang yang sukses tetapi tetap bersahaja
Sosok suritauladan sangat diperlukan dalam hidup karena kita bisa langsung melihat  baik gerak, sifat, dan dampak baik atau buruknya. Seorang pemimpin, pejabat, selebritis, guru, orangtua memiliki peran besar untuk dijadikan sebagai suritauladan. Oleh karena itu diharapkan pihak pihak yang berpeluang besar ini untuk memanfaatkan posisinya untuk memberikan contoh suritauladan yang baik karena dampak kebaikan akan lebih banyak didapat. Sebaliknya, jika teladan keburukan yang ditampilkan maka tak heran jika dampak keburukannya juga luas.
Seperti dalam matematika, untuk memahami konsep matematika diperlukan banyak contoh sehingga akan mudah dipahami dan bisa mengerjakan dengan baik. Contoh yang benar akan menguatkan konsep, sedangkan contoh yang salah malah akan membuat bingung.
Rasulullah SAW adalah sesempurnanya suritauladan. Bahkan orang eropa mengakui kesuksesan beliau.  Allah SWT Berfirman :
Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. (Al Ahzab :21)

C.    PENUTUP

Berdasarkan uraian diatas maka Neo-Hedonisme dan Neo-Materialisme memang dua paham yang lebih banyak menimbulkan dampak negatif bagi kehidupan baik di dunia maupun di akhirat. Oleh karena itu perlu dilakukan upaya untuk menangkal merebaknya dua virus ini dalam masyarakat, salah satu caranya adalah dengan pendekatan Mathematics Spiritualism. Yaitu diantaranya dengan Membiasakan gemar bersedekah, menerapkan prinsip kesederhanaan, menanamkan jiwa percaya diri dengan ilmu dan kemampuan bukan dengan kekayaan, dan meneladani seseorang yang sukses tetapi tetap bersahaja.

D.    DAFTAR PUSTAKA

Ade Taufik. Filsafat Yunani Kuno. Makalah. 2009
http://id.wikipedia.org/wiki/Kapitalisme . Diakses Tanggal 29 Januari 2014.
http://id.wikipedia.org/wiki/Pragmatisme. Diakses Tanggal 29 Januari 2014.
http://id.wikipedia.org/wiki/Utilitiarisme. Diakses Tanggal 29 Januari 2014.
http://id.wikipedia.org/wiki/Hedonisme. Diakses Tanggal 29 Januari 2014.
http://id.wikipedia.org/wiki/Materialisme. Diakses Tanggal 29 Januari 2014.